Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada Kelompok Usaha perhutanan Sosial

22 November 2018 09:51:11 WITA

Selasa, 13 Nopember 2018 ~ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengadakan kegiatan Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada kelompok usaha perhutanan sosial dalam hal ini salah satunya yang diundang adalah Hutan Desa Galungan (BUMDes Wana Amertha) dengan menghadirkan perwakilan yang terdiri dari 2 orang laki-laki : diwakili oleh I Gede Haryono selaku Perbekel Galungan dan Made Dwi Yapendra Putra Wijaya dari BUMDes Wana Amertha, sedangkan perwakilan 3 orang perempuan yaitu : Sofia Pontoan selaku Ketua TPPKK, Luh Sri Ekatini dari BUMDes Wana Amertha dan Ni Komang Sri Wahyuningsih perwakilan dari Perangkat Desa.

Acara yang dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 13 – 15 Nopember 2018 di Prime Plaza Hotel Sanur Denpasar dengan tema “Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Peningkatan dan Pemberdayaan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengolah produk-produk khususnya produk hutan dan produk unggulan desa, meningkatkan kemampuan SDM serta memperkuat pondasi kewirausahaan, disamping itu peran gender diharapkan dapat berjalan seimbang mengingat pada jaman sekarang sudah tidak ada lagi perbedaan antara pria dan wanita.

Acara yang dibuka oleh Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan dihadiri kurang lebih 100 orang undangan diantaranya menghadirkan narasumber Ketua IWAPI Pusat (ibu Hana Fadel Muhammad) dan Propinsi selaku wadah untuk menampung produk-produk unggulan untuk dicarikan pasar/market baik secara nasional maupun internasional. Juga menghadirkan pengusaha muda (Alfeya) yang bergerak di bidang pembuatan tas yang produknya sudah merambah pasar Jepang dan Amerika.

Dalam bidang perkebunan dengan produk unggulannya berupa kopi codot salah satu pengembang usaha di Desa Tanggamus Lampung (bpk. Fajar Simantri) juga memberikan banyak informasi yang dapat dijadikan inspirasi. Sedangkan dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan hadir narasumber dari desa Tejakula (bpk. I Gede Suyasa) yang telah sukses membawa desanya yang tadinya kumuh dan kotor karena banyaknya sampah yang tidak terkelola menjadi desa yang bersih dan menghasilkan materi dari pengolahan sampah baik sampah plastik maupun sampah organik.

Hari kedua pelatihan menghadirkan narasumber seorang pengusaha wanita (ibu Muslimah) yang sukses menjadi pengusaha krupuk dengan modal yang minim dan mendapatkan hasil maksimal, disamping materi yang diberikan juga dilakukan praktek membuat krupuk dari bahan singkong serta manisan buah pepaya dan kolang-kaling. Dilanjutkan dengan materi dan dialog interaktif tentang pendayagunaan produk pangan non beras dengan narasumber peneliti pasca panen Kementerian Pertanian.

Hari ketiga diadakan dialog tentang manajemen pengelolaan sutera dan pemasarannya oleh Bpk. Tri Edi Mursabda serta kunjungan ke Agrowisata budidaya sutera alam bali “Sutera Sari Segara” disambung dengan penyampaian materi tentang peningkatan kualitas bibit telur dan kokon dengan memelihara hybrid baru ulat sutera oleh ibu Dra. Lincah Andadari, M.Si. Dengan ketekunan dan kerja keras pengembangan bbit  ulat sutera dapat menjadi sumber pendapatan yang mempunyai prospek yang baik karena sutera masih memiliki pasar yang luas baik skala nasinal maupun internasional.

Acara ditutup dan diakhiri oleh salah satu staf dari Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada pukul 11.00 Wita dengan harapan bahwa pembinaan dan pelatihan yang diberikan dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu meningkatkan ekonomi di desa.

Komentar atas Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada Kelompok Usaha perhutanan Sosial

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Komentar Terkini

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Telegram Channel

Fans Fage

Lokasi Galungan

tampilkan dalam peta lebih besar